Senin, 19 Desember 2011

Tugas 4


A.    A. Proses Desain Database
  1. Analisis Persyaratan: Langkah pertama dalam mendesain sebuah aplikasi database adalah memahami dan mengetahui data yang harus disimpan di dalam database, aplikasi apa yang harus dibangun diatasnya, dan jenis operasi apa yang lebih banyak digunakan, dan subjek untuk melakukan persyaratan yang ada. Dengan kata lain, kita harus tahu apa yang diinginkan pengguna database tersebut. Biasanya ini adalah sebuah proses informal yang melibatkan partisipasi kelompok pengguna, studi tentang lingkungan pegoprasian saat ini dan bagaimana perkiraan perubahan lingkungan tersebut, analisis dokumen yang ada dalam suatu aplikasi yang diharapkan akan diganti atau dilengkapi oleh database, dan seterusnya. Banyak metodologi yang diusulkan untuk menyusun dan menampilkan informasi yang dikumpulkan pada langkah tersebut. Beberapa alat otomatis pun telah dikembangkan untuk mendukung proses ini.
  2. Desain Database Konseptual: Informasi dikumpulkan pada saat analisis persyaratan digunakan untuk mengembangkan deskripsi data tingkat tinggi yang harus disimpan dalam database, bersama dengan batasan yang telah diketahui untuk menetapkan penyimpanan data tersebut. Langkah ini sering dilakukan dengan menggunkan model ER. Model ER adalah salah satu dari model data tingkat tinggi, atau semantik, yang digunakan dalam desain database. Tujuannya adalah menciptakan gambaran sederhana tentang data yang mirip dengan pemikiran pengguna dan pengembang mengenai data tersebut (orang dan proses yang dinyatakan dalam data tersebut). Hal tersebut menfasilitasi diskusi di antara orang-orang yang terlibat dalam proses desain, bahkan mereka yang tidak mempunyai latar belakang teknis. Pada saat yang sama, desain awal harus akurat untuk membantu ketapatan translasi ke dalam sebuah model data yang didukung oleh sistem database komersial (yang dalam prakteknya berarti model relasional).
  3. Desain Database Logika: Kita harus memilih sebuah DBMS untuk mengimplementasikan desain database kita, dan mengubah konsep desain database menjadi sebuah skema database dalam model data dari DBMS terpilih. Kitah hanya akan memperhatikan DBMS relasional, dan dengan demikian tugas desain logika adalah mengubah skema ER menjadi skema database relasional.
  4. Perbaikan Skema: Langkah keempat dalam desain dataase adalah analisis sekumpulan relasi dalam skema database relasional untuk mengidentifikasi permasalahan yang muncul, dan memperbaikinya. Berbeda dengan alaisis persyaratan dan langkah-langkah desain konseptual, yang secara esensial bersifat subjektif, perbaikan skema dapat dipandu oleh beberapa teori yang kuat dan bagus.  Langkah keempat ini, para akademis IT lebih sering disebut dengan Normalisasi.
  5. Desain Database Fisik: pada langkah ini, kita juga mempertimbagkan beban kerja umum yang diharapkan dapat didukung oleh datagbase kita dan memperbaiki deswain database di masa mendatang untuk memastikan terpenuhinya kriteria performa yang diinginkan. Langkah ini hanya mencakup pembuatan indeks pada beberapa tabe dan mengelompokkan beberapa tabel, atau bahkan melibatkan desain ulang yang substansial terhadap beberapa bagian skema database yang didapat dari langkah pertama desain database. 
  6. Desain Aplikasi dan Keamanan: Semua proyek perangkat lunak yang melibatkan sebuah DBMS harus mempertimbangkan aspek aplikasi yang berada di luar database itu sendiri. Metodologi desain seperti UML mencoba menekankan desain perangkat lunak dan siklus pengembangan yang lengkap. Secara singkat, kita harus bisa mengidentifikasi entitas (contohnya pengguna, grup-grup pengguna, dan bagian-bagian lain) dan proses-proses yang terlibat dalam aplikasi. Kita harus menggambarkan peran setiap entitas dalam setiap proses yang akan direfleksikan pada beberapa tugas aplikasi, sebagai bagian dari aliran kerja lengkap untuk tugas tersebut. Untuk tiap peran, kita harus bisa mengidentifikasi bagian database yang harus bisa diakses dan yang tidak bisa diakses, dan kitah harus bisa menganmbil langkah untuk memastikan bahwa aturan akses terseut dilakukan. DBMS memberikan beberapa mekanisme untuk membantu langkah tersebut.
B.     Diagram Hubungan Entitas/ ER/ Entity Relationship
Diagram Hubungan Entitas atau entity relation diagram merupakan model data berupa notasi grafis dalam pemodelan data konseptual yang menggambarkan hubungan antara penyimpan.
C.     Model Data REA (Relationship Even & Agent)
Database yang memenuhi aturan normalisasi diperlukan untuk menunjang Sistem Informasi Akuntansi (SIA) terkomputerisasi. Alat yang biasa digunakan untuk merancang database adalah Entity Relationship Model (Model E-R). Namun aturan penggambaran diagram tidak begitu jelas, sehingga mempersulit perancang data untuk membentuk database yang memenuhi aturan normalisasi. Model REA merupakan pengembangan dari Model E-R. Model REA menerapkan prinsip give-toget, sehingga mempermudah pembentukan model data.

D.    Diagram Kasus dari ER dan REA
1.    Diagram Kasus ER
Desain sebuah generalisasi – spesialisasi hirarki untuk sebuah perusahaan kendaraan bermotor. Perusahaan menjual sepeda motor, passenger car, van, dan bis. Tentukan penempatan atribut Anda pada setiap level hirarki.
PBD Modul 1 - Generalisasi Spesialisasi

kasus dari relasi
PBD Modul 1 - Relasi 1
Relasi :
  • Entity 1 to entity 2 : kardinalitas : one to many dengan detail minimal 0 dan maksimalnya banyak. Dependensi : entitas 1 dan entitas 2 tidak saling ketergantungan.
  • Entity 2 to entity 1 : kardinalitas : many to one dengan detail minimal 1 dan maksimalnya 1. Dependensi : entitas 1 dan entitas 2 tidak saling ketergantungan.
Contoh kasus :
PBD Modul 1 - Contoh relasi 1

2.        Diagram Kasus REA
Contoh kasus proses pembuatan database pencatatan keuangan sebuah depertemenstore dengan menggunakan R.E.A


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAOd6ChH4TDN7HUraX5J-_uWSaZ0-9vW_bcNgC3R3msUttO_Y1SAeGblNWrVPA42vGjxRh0CMGydM3hlmqQMEKCZdJtLvaJCxLV_qJcTsicgGqEp9ypnqk5-d5Cgp854DQMvNLA0fymxad/s320/ReaExample.png

Kamis, 01 Desember 2011

Tugas 3


A.  Pengertian & Model E-bisnis
E-bisnis adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh organisasi, individu, atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis utama sehingga dapat memberikan keuntungan—dapat berupa berupa keamanan, fleksibilitas, integrasi,optimasi, efisiensi, atau/dan peningkatan produktivitas dan profit.
Model-Model E-Business
  • B2C (Business to Consumers): Interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi antara individu dan organisasi.
  • B2B (Business to Business): Interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi antara organisasi dengan organisasi (antar organisasi)
·         3. B2G (Business to Government)
Interaksi terjadi antara organisasi dengan pemerintah.
·         4. B2E (Business to Education)
Interaksi yang terjadi antara organisasi dengan pendidikan
B. Pengaruh E-bisnis dalam proses bisnis
  • Electronic Data Interchange (EDI): adalah protokol Standar, ada sejak era tahun 1970, untuk secara elektronik mentransfer (mengirimkan) informasi antar organisasi serta dalam berbagai proses bisnis.
  • EDI:
        Meningkatkan tingkat akurasi
         Mengurangi biaya

C.INFRASTRUKTUR untuk E-BUSINESS

Kemajuan teknologi komunikasi dan jaringan, terutama internet, menyediakan inrastruktur yang dibutuhkan untuk e-business. Bagian ini memberikan pengantar atas gambaran umum konsep jaringan dan mendiskusikan isu-isu strategis yang berkaitan dengan metode-metode alternatif yang dapat dipergunakan organisasi dalam mengimplementasikan e-business.
D. Kunci Keberhasilan E-bisnis
  • Terdapat dua faktor penting dalam menetapkan keberhasilan langkah-langkah untuk masuk dalam e-business.
  • Faktor pertama adalah tingkat kesesuaian dan dukungan aktivitas e-business atas strategi keseluruhan perusahaan.
  • Faktor kedua adalah kemampuan untuk menjamin bahwa proses e-business memenuhi tiga karakteristik kunci yang dibutuhkan dalam transaksi bisnis apapun, yaitu :
-          Validitas, Integritas, dan Privasi
E. Contoh-contoh E-Bisnis yang sukses
Penerapan e-business telah memberikan keuntungan bagi perusahaan – perusahaan di tanah air . Garuda Indonesia berhasil menghemat Rp 77 miliar berkat e-procurement . PT. Lautan Luas berhasil mempercepat pelayanan dan memperkecil biaya mengelola pelanggan . Adapun PT PMF, bergerak di bidang pembiayaan, dapat membuka cabang di mana saja asalkan infrastruktur Internet di daerah tersebut memadai, hanya dalam tempo beberapa hari dan biaya investasi TI-nya sangat rendah . E-business akan mendorong transparansi bisnis yang sangat diperlukan oleh negara . Dengan e-auction, proses tender bisa dibuat seterbuka mungkin sehingga mendapatkan pemenang tender yang memang terbaik . Hal inilah yang membuat Menteri Negara BUMN mendorong semua BUMN menerapkan e-auction . Pada saat ini banyak Kementrian dan BUMN yang telah menerapkan e-procurement atau e-auction, walaupun belum ada laporan penghematan atas penerapan sistem ini . E-business terbukti memperluas pasar dan meningkatkan penjualan . Pada 1999, penjualan Oto Multiartha baru sekitar Rp 250 miliar dan membiayai mobil sebanyak 5 ribu unit . Namun, semenjak meluncurkan Oto.co.id dan menerapkan e-business dengan mitranya, angka penjualannya meledak menjadi di atas Rp 1 triliun pada 2000 atau tumbuh 400% dan membiayai 15 ribu unit mobil . Setahun kemudian meningkat lagi menjadi Rp 1,5 triliun dengan 20 ribu unit mobil . Tahun lalu masih tumbuh menjadi Rp 1,75 triliun dengan 25 ribu unit mobil . Saat ini infrastruktur Internet makin membaik terutama di kota – kota besar, dan mulai merambah kota – kota kecil . Solusi e-business makin banyak dan terjangkau bagi perusahaan – perusahaan di Indonesia . Vendor pun mulai merilis solusi yang terjangkau . Oracle misalnya, baru saja merilis Oracle e-Business Suite Special Edition yang harganya hanya US$ 30-50 ribu dan dapat diimplementasikan dalam tempo 10-40 hari saja . Oracle Indonesia sendiri membidik 200 ribu usaha kecil-menengah (perusahaan dengan 50-1.000 karyawan dan omset Rp 40-500 miliar) .